skip to main |
skip to sidebar
Sesungguhnya Shalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam memiliki kedudukan yang tinggi di dalam hati setiap muslim, dan bershalawat merupakan bagian dari perintah Allah Subhanahu waTa’ala, artinya, “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah dengan penuh penghormatan.”(QS. Al-Ahzab: 56)
Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.
Berkata Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca sholawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."
Berkata pula Mikail A.S. : "Mereka yang bershalawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."
Berkata pula Israfil A.S. : "Mereka yang bershalawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."
Malaikat Izrail A.S pula berkata : "Bagi mereka yang bershalawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi."
*****************
Di antara bentuk Shalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam yang paling shahih, yaitu:
Asy-Syaikhan (al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah) meriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar kepada kami, maka kami berkata, “Wahai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, kami telah mengetahui, bagaimana mengucapkan salam kepada engkau. Maka bagaimana kami bershalawat kepada engkau?” Beliau berkata, “Ucapkanlah oleh kalian:
Allaahumma Shalli ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadiw Wa'alaa Aali Sayyidinaa Muhammadin. Kamaa Shallaita 'Alaa Sayyidinaa Ibraahiim Wa 'Alaa Aali Sayyidinaa Ibraahiim. Wa Baarik 'Alaa Sayyidinaa Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidinaa Muhammad. Kamaa Baarakta 'Alaa Sayyidinaa Ibraahiim Wa 'Alaa Aali Sayyidinaa Ibraahiim. Fil-'Aalamiina Innaka Hamiidum Majiid
Ya Allah! limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
Engkau telah melimpahkan shalawat kepada (Ibrahim dan kepada) keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Dan limpahkanlah berkah kepada Muhammad dan kepada keluarganya,sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada (Ibrahim dan kepada) keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha mulia.
( HR Bukhari, Muslim, Nasa'i dalam "Amalul Yaumi Wal Lailah" (162/54)
Humaidi(138/1) dan Ibnu Mandah(68/2) dan ia berkata : "Hadits ini telah
disepakati akan kesahihannya". )
DALIL MEMBACA SHALAWAT KEPADA RASULULLAH SAW
1.“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi, Wahai orang yang beriman ! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya” (Al-Ahzab 56)
Ibnu Katsir rahimahullaah berkata, “Maksud dari ayat ini adalah, bahwa Allah Subhanahu waTa’ala mengabarkan kepada para hamba-Nya, tentang kedudukan hamba dan Nabi-Nya di sisi-Nya dan di sisi para makhluk yang tinggi (Malaikat). Dan bahwasanya Allah Subhanahu waTa’ala memuji beliau di hadapan para Malaikatnya, dan para Malaikat pun bershalawat kepada beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Allah Subhanahu waTa’ala memerintahkan penduduk bumi untuk bershalawat dan mengucapkan salam kepada beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam, supaya terkumpul pujian terhadap beliau dari peghuni dua alam, alam atas (langit) dan alam bawah (bumi) secara bersama-sama.”(Tasir Ibnu Katsir Jilid 3 hal 514)
2.“Siapa yang membacakan salawat untukku satu kali, maka Allah akan menurunkan rahmat kepadanya sepuluh kali ( HR. Muslim)”
3.Ibnu Mas’ud berkata Rasulullah saw. Bersabda “ Orang yang terdekat kepadaku pada hari kiamat, ialah orang yang banyak membaca sholawat untukku (HR. At-Tirmidzi)”
4,“Sesungguhnya yang lebih utama dari hari-harimu ialah hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca sholawat untukku di hari itu, karena sesungguhnya bacaan sholawatmu itu dihidangkan untukku (HR. Abu Dawud)”
5,“ Tiada seorang yang mengucapkan salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku hingga dapat menjawab salam (HR. Abu Dawud)”
6.“Sesungguhnya doa itu mauquf (terhenti) di antara langit dan bumi, tidak naik sedikit pun darinya sehingga engkau bersholawat kepada nabimu
( HR. At-Turmudzi)”
7.“Orang yang kikir yaitu yang disebut namaku kepadanya lalu ia tidak membaca sholawat untukku (HR. A-Turmudzi)”
8.Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku satu shalawat, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh.
(HR. Muslim, hadits no.408)
9.Dari Abu Darda radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku sepuluh kali di waktu pagi dan sore, maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari Kiamat.”
(Hadis hasan, Shahih al-Jami’ oleh al-Albani hadits no.6357)
Peringatan Terhadap Orang Yang Meninggalkan Shalawat Secara Sengaja
Imam at-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Terhinalah seseorang yang namaku disebut di sisinya, tetapi dia tidak bershalawat kepadaku.”
(hadits shahih, Shahih at-Tirmidzi hadits no.2870)
Beliau juga meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang bakhil (kikir) adalah orang yang apabila namaku disebut di sisinya, dia tidak bershalawat kepadaku.”
(hadits shahih, Shahih at-Tirmidzi hadits no.2811)
Waktu-waktu yang Disunnahkan untuk Mengucapkan Shalawat
Para ulama menyebutkan ada waktu-waktu dan kondisi-kondisi yang disunahkan untuk bershalawat, dan mungkin secara singkat penjelasannya sebagai berikut:
1. Setelah mendengar dan mengikuti ucapan muadzin ketika adzan.
2. Ketika masuk dan keluar masjid.
3. Setelah tasyahud (tahiyat) akhir di dalam shalat.
4. Setelah doa qunut.
5. Di dalam shalat Jenazah setelah takbir yang kedua.
6. Sebelum dan sesudah berdoa.
7. Ketika berkhutbah jum’at, I’ed, Istisqa dan lain-lain (khusus bagi khatib).
8. Ketika disebut nama beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam.
9. Ketika berada di Shafa dan Marwah bagi orang yang sedang Haji atau Umrah.
10.Hari jum’at.
11.Ketika pagi dan sore.
12.Ketika menutup sebuah majelis atau pertemuan (taklim, kajian, pelajaran dll)
13.Ketika menyampaikan pelajaran dan ketika selesainya.
14. Di antara takbir-takbir dalam shalat I’ed (Asy-Syifaa, oleh al-Qadhi ‘Iyadh, dan Jalaaul Afham).
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menyebutkan secara garis besar tentang buah dari shalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, di antaranya:
1. Shalawat termasuk bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu waTa’ala
2. Sebab untuk mendapatkan kebaikan, dinaikkan derajat dan penghapusan dosa.
3. Mendapat Syafa’at beliau pada hari kiamat.
4. Sebab untuk mendapatkan kedekatan dengan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pada hari kiamat.
5. Sebab shalawat (do’a) Allah dan Malaikat kepada kita.
6. Sebab dikabulkannya do’a.
7. Sebab pengampunan dosa dan pengusir kegundahan.
8. Sebab untuk mendapatkan majelis yang baik (berkah).
9. Menghindarkan sifat bakhil dari orang yang bershalawat.
10.Sebab untuk melanggengkan dan meningkatkan cinta kita kepada Nabishallallaahu ‘alaihi wasallam.
11.Terkandung di dalamnya syukur, dan pengakuan terhadap nikmat Allah.
12.Sebab untuk mendapatkan berkah bagi jiwa, umur dan amalannya dan sebab kebaikannya (Jalaaul Afham hal. 612-626)
*******************
HKG July 2011
Andrealica Nhordeeniz
0 komentar:
Posting Komentar